KESAKSIAN DUA EKOR BURUNG
Kesaksian Dua Ekor Burung |
Ia menjawab, “Begini wahai saudaraku, dulu saat masih muda aku pernah menjadi penyamun. Suatu ketika seorang pedagang yang kaya raya lewat di depanku. Aku melihatnya membawa harta yang begitu banyak. Aku pun menangkap dan merampok semua hartanya. Tatkala akuakan membunuhnya, ia memohon agar aku melepaskannya.
Namun aku tetap ingin membunuhnya. Saat ia sadar bahwa ia tak mendapat jalan keluar untuk menghindari kematian, ia melongok ke kanan dan ke kiri hingga akhirnya melihat dua ekor burung yang bertengger di dahan pohon yang rindang di sekitar tempat kami berada. Ia berkata kepada dua ekor burung, “wahai dua ekor burung, jadilah kalian saksi bahwa ia membunuhka secar zalim.” Tanpa menunggu lama aku pun menebas lehernya hingga terbunuh.
Karenanya, ketika aku melihat dua ekor burung panggan ini, aku teringat akan kebodohan pedagang itu yang menjadikan dua ekor burung sebagai saksinya. Ha…ha…ha…ha…” orang Kurdi tertawa dengan penuh kemenangan. Namun ia lupa bahwa sebenarnya dialah yang bodoh. Ia tidak sadar telah mengakui perbuatannya.
Mendengar hal itu, Abu Nashr berkata, “Demi Allah, kedua burung ini telah meberikan kesaksian atas perbuatanmu melalui mulutmu sendiri.” Abu Nashr menyuruh Algojo untuk menebas lehernya sebagai bentuk qishash atas kezalimannya membunuh orang lain
Ket :
Qishash : balasan
Sumber : Majalah SABILI