Selasa, 02 April 2013

Anakku Penasihatku

Suatu hari, Abu Yazid yang kala itu berusia 6 tahun, mendengar ayahnya menghafal suart Al-Muzammil ayat 1-2, “wahai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya).”
Ia berkata , “wahai ayah, siapa yang Allah maksudkan dalam firman-Nya tadi?”
“Itu Nabi Muhammad SAW,” jawab sang Ayah.
Si kecil berkata, “mengapa Ayah tak berbuat sebagaimana Nabi Muhammad SAW?”
Dengan sabar sang ayah menjawab, “nak, bangun malam itu dikhususkan untuk Nabi
Muhammad SAW saja bukan pada seluruh umat.”
Si kecil pun terdiam. Ketika ayahnya menghafal ayat,
Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat)kurang dari dua pertiga malam, atau seperduanya atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu,” (QS Al-Muzammil : 20), Abu Yazid berkata, “aku mendengar dari ayat tadi ada sekelompok orang yang juga bangun malam. Siapakah mereka ini ?”
Ayahnya menjawab, “mereka para sahabat Rasulullah SAW.”
Lalu, Tanya sang anak, “Adakah kebaikannya meninggalkan yang diramalkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya?”
Sang ayah tersentak dan segera menyadari kesalahannya. Ia berkata, “engkau benar anakku.”
Setelah itu ayah Abu Yazid giat bangun malam dan shalat tahajjud.
Suatu malam Abu Yazid terbangun dari tidurnya. Ia mendapati ayahnya sedang shalat. Begitu rakaat kedua usai, ia menyela, “ayah, ajari aku bersuci dan shalat bersamamu.”
Sang ayah dengan penuh kasih sayang berkata, “anakku, engkau masih kecil lebih baik tidur saja!”
Si kecil ngeyel dan berkata, “ayah, jika dating hari kiamat nanti dimana manusia keluar dari kuburnya dalam bentuk bermacam-macam untuk mendapat balasan sesuai dengan amalannya, aku akan berkata pada Rabbku, “aku berkata pada ayahku, ‘bolehkah aku bersuci dan shalat bersamamu?’ Tapi ayahku enggan dan malah berkata padaku, ‘tidurlah anakku, engkau masih kecil’. Sukakah engkau jika aku berkata demikian?”.
Sang ayah berkata, “tidak demi Allah wahai anakku. Aku tidak ingin!”
Lalu ia mengajarinya bersuci dan shalat malam bersama sang anak.
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Anakku Penasihatku; Ditulis oleh Ara Murasaki; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar: